Evaluasi Dalam Islam: Tujuan dan Fungsi Evaluasi

fungsi_tujuan_evaluasi_islam

Penilaian terhadap proses belajar mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujaun penilaian hasil belajar. apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat penguasaan tujuan pengajaran (intruksional) oleh para siswa, maka tujuan penilaian proses belajar mengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan belajar mengjaar itu sendiri, terutama efisiensi-keefektivan-produktivitasnya.

Senada dengan pendapat di atas, Ramayulis merumuskan beberapa poin yang menjadi tujuan evaluasi pendidikan, yakni:

  1. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
  2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang untuk dapat dilanjutkan. Dengan demikian, prinsip life long education bebar-benar berlajan secara berkesinambungan.
  3. Mengetahui efektivitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah dilakukan pendidik benar-benar tepat atau tidak.
  4. Mengetahui kelembagaan, ketersediaan sarana prasarana, dan efektifitas media yang digunakan.
  5. Mengetahui sejauh mana muatan kurikulum telah dipenuhi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
  6. Mengetahui alokasi pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan pendidikan, baik secara fisik, maupun kebutuhan psikis.

Dengan beberapa tujuan tersebut, ada juga yang menjadi fungsi evaluasi, yakni berfungsi sebagai umpan balik (feedback) terhadap kegiatan pendidikan. Ramayulis juga mengatakan umpan balik ini berguna untuk:

  1. Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan (perilaku, wawasan, dan kebiasaan peserta didik).
  2. Tazkiyah, penyucian terhadap semua komponen pendidikan. Artinya, melihat kembali semua program yang dilakukan, penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
  3. Tajdid, memodernisasi semua kegiatan pendidikan. Kegiatan yang tidak relevan dengan kepentingan internal maupun eksternal perlu diubah dan dicarikan penggantinya yang lebih baik.
  4. Al-dakhil, yaitu memasukkan sebagai laporan bagi orangtua peserta didik berupa rapor, ijazah, piagam, dan sebagainya.


Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa evaluasi mestinya dilakukan secara berulang atau berkesinambungan. Dengan demikian, maka secara perlahan akan mampu mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, dapat ditarik suatu simpulan bahwa evaluasi memiliki prinsip yaitu, berkesinambungan, menyuluruh, objektif, validitas, reliabilitas dan efisien.

Satu hal yang kiranya sangat penting yaitu Ta’abbudiyah dan ikhlas, diaktakan Ramayulis bahwa evaluasi dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah Swt. apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi akan membuahkan kesan husnus-zhan (prasangka baik), terjadi perbaikan tingkah laku secara positif, dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.

0 Response to "Evaluasi Dalam Islam: Tujuan dan Fungsi Evaluasi"

Post a Comment

Halaman ini berisikan referensi tertentu, dan tidak semata-mata menggantikan pendapat para ahli.

Terimakasih telah berkunjung. Tanyakan sesuatu kepada saya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel